Minggu, 08 September 2013

Berbeda Namun Tetap Satu

Dibesarkan didua suku berbeda dan agama yang berbeda sangat aneh rasanya. Dua adat dan agama yang sangat beralawanan menjadikan diri ini lebih bersyukur karna kebuktian dari bhineka tunggal ika berbeda beda tapi tetap satu itu benar adanya. Sebagai bangsa Indonesia yang patut untuk di pertanyakan kecintaanya terhadap negeri, baru kali ini bersyukur dan mulai jatuh cinta kepada Indonesia. Ayah yang dilahirkan di bukit tinggi beragama islam dan ibu yang dilahirkan di bogor dengan beragama katolik dan mempunyai darah china, membuat diri ini sempat dipusingkan soal "sedarah". YA, di Padang yang dikatakan sedarah itu adalah saudara dari ibu sedangkan di China yang dikatakan sedarah itu adalah saudara dari ayah. Walaupun pada akhirnya ibu mengalah, merubah agamanya menjadi agama yang dianut oleh ayah, namun keluarga dari ibu tetap tidak berubah, bahkan saya mempunyai nenek yang tinggal serumah namun berbeda agamanya, hebat bukan ? Disinilah mulai terjadi perang batin, saya sebagai cucu pertama dari nenek saya tentu sangat dekat terhadap beliau, kadang ketika hari natal tiba saya agak ragu untuk mengucapkan "Selamat Natal" kepada nenek saya, kebetulan ayah saya menyekolahkan saya ditempat yang kental sekali dengan agamanya dan sangat mengaharamkan untuk mengucapkan "Selamat Natal" jadi saya harus bagaimana ? Yang bikin miris dan akhirnya saya menitikan air mata adalah saat Hari Raya Idul Fitri tiba oma (sebutan untuk nenek dalam bahasa china) mengucapkan selamat idul fitri begitu gembira dan kasih salam tempel lagi !. Mengingat disuatu surat yang saya pernah baca di Juz 30 yang artinya "untuk mulah agama mu dan untuk kulah agama ku" saya sedih ! kacau ! bimbang dan galau ! kalaun begini harus bagaimana mengahadpinya ?. Belum lagi jika ada saudara ibu yang menikah di gereja saya di haruskan ke gereja dengan menggunakan kerudung dan membuat saya berbeda diantara tamu undangan yang lain. Ya karna dari dulu ayah saya menyekolahkan saya ditempat yang agamanya kental dari kecil saya sudah dibiasakan menggunakan kerudung hanya 3 tahun di SD saya tidak menggunakan kerudung. Pernah suatu saat ketika saya menemani oma ke ibu kota naik kereta, oma ditanya tanya oleh ibu ibu berkerudung karna menganggap oma saya menculik anak, padahal saya cucunya sendiri. Sudah 18 tahun ini saya hidup didalam perbedaan yang sangat berlawanan, bahasa sehari hari yang dipakai di rumahpun kadang suka berganti-ganti kadang berbahasa padang, sunda, indonesia, sesekali china. Yang paling saya tidak sukai adalah saat berkenalan dengan orang baru dan saya ditanya "orang mana" membuat saya hanya tersenyum dan balik nanya "menurut anda saya orang mana ?". Oh ya ! Setiap ada acara tahun baru china, saya mau tidak mau ikut parade dalam acara tersebut dan lagi lagi ada ayat yang mengatakan itu haram, lalu saya harus bagaimana ?. Perbedaan yang membuat saya belajar, walaupun awalnya aneh namun ini hidup bukan ? Buktinya sudah 18 tahun saya hidup dalam perbedaan ini. "Ya allah terima kasih atas rahmat yang engkau berikan kepada keluargaku, jagalah, lindunglilah dan sayangilah semua keluargaku amin :')".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please gift your comment yaa :)