Sabtu, 27 November 2010

Matahari ku :)

Monkey Icons Yoyo
yang menyapa di kala pagi ku
yang menyinari di setiap malam ku
yang menemani di kala sedih ku


kaulah yang terindah
kaulah yang tak tergantikan
kaulah yang terakhir dalam hati ini


hanya dirimu
selalu dirimu
satu dirimu


yang aku cinta
yang aku sayang
yang aku kenang


SEKARANG DAN SELAMANYA :)

Love is ?

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang "sempurna" bagi seseorang yang dapat membantumu menjadi diri sendiri, dan karena itu kamu "sempurna".
Cinta bukan, "ini salah kamu" tapi "maafkan aku"
Cinta bukan, "kamu di mana sih ?!" tapi "aku di sini"
Cinta bukan, "gimana sih kamu ?!" tapi "aku ngerti kok"
dan cinta bukan juga, "coba kamu kaya gini" tapi "aku cinta kamu seperti kamu apa adanya"
:))

Sabtu, 20 November 2010

Yoga

yoga itu anak kecil umurnya 3 tahun tapi dia tau gimana rasanya cemburu, dia tuh udah kaya pacar aku kemanamana ikut padahal adik bukan ..
ckckck
nah dia tuh anaknya lucu bangett dia bisa nyanyi lagu titanic walaupun masih pabeulit ..


oh iya waktu itu dia OTPan sama "Seseorang" dan itu luchu banget ! dia ngaku" pacar aku padahal jelas" masih kecil ckckck


banyak deh hal tentang dia yang luchu.
pernah waktu itu dia di tanya sama adik ku "yoga sayangan mana aku apa uni ?" dia jawab "uni" di tanya lagi "yoga sayang mamah apa aku ?" dia jawab "uni" padahal jelas" engga ada pilihan uni di situ, dasar anak kecil yaa ..


oh iya dia pernah nyanyi buat aku "kasih uni ke pada yoga tak terhingga sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia" dia tuh bisaaaaa aja ngerubah lagu, ckck


terus kan waktu itu ada kecoa ya di rumah aku terus sama aku di bunuh abis itu mau di buang sama mamah dia tanya ke mamah "kok di buang sih mah ?" mamah ku "emang ny mau di goreng ?" dia bilang "iia mah goreng aja" terus mamah nanya "terus kalo udah di goreng siapa yang makan ?" dia bilang "uni ajja" hahahaha hiiiii masa ia aku makan kecoa gorengg ? ihh amitamitt ..


pernah suatu harii dia berantem sama adik ku ngerebutin aku, adik ku bilang "ini uni aku" terus dia narik" aku terus meluk" aku gitu pko ny dia takut kehilangan aku banget deh padahal kan yang adik ku itu si lona bukan dia .. ckckck


oh iya pagi ini aku di bangunin sama dia, pagipagi belum mandi dia udah ke rumah aku masuk ke kamar terus langsung bangunin aku ngerajuk minta main laptop, aduhh ada" ajja ya anak kecil tuh ?
ckckck

Jumat, 19 November 2010

Cerita Cinta Antara Aku Dan Dia

Malam itu semuanya di mulai. Angin malam yang membelai manja menemani Aku dan Dia. Sunyi sepi keheningan yang menjadi dominan di sana. Sampai ketika Dia mengatakan sebuah pernyataan, pernyataan yang dibuat hanya untuk Aku. Aku kira Dia membuat pernyataan ternyata yang dia katakan adalah pertanyaan. Tak aku fikirkan pertanyaan yang Dia ajukan, sampai akhirnya suatu saat temannya yang mengenal diriku mengingatkan pertanyaan yang Dia buat hanya untukku. Saat mendengar pernyataan itu Aku tak langsung menjawab kepada Dia karna sebagian hati ku mengatakan "iya" tapi yang lainnya "tidak" . Lagi pula aku akan membenahi semuanya. Aku takut mengulang kejadian yang pahit, tapi entah kenapa merasa di sisinya sangatlah nyaman. Terjadi perang batin saat itu, tapi tak lama kemudian aku menemukan jawaban, jawaban yang tepat dan pasti jawaban yang aku dapat dari hati ku yang mengatakan "iya" saat itu KITA berjanji akan saling merhagai menjaga hati KITA dan menyayangi. Awal yang ragu tapi aku yakin bisa membuka hati ku lagi sampai akhirnya 1 minggu berjalan kisah ini aku mulai terbiasa dengan adanya Dia di sampingku tak ada tangisan dalam hari ku juga hati ku yang ada hanya candaan, tawaan yang aku buat bersama dirinya 1 bulan berlalu aku semakin ingin meneruskan perjalanan cinta yang indah ini.

Sampai suatu saat aku merasa jenuh dengan keadaan ini keadaan yang membuat hati ku rasanya ingin berontak, 6 bulan sudah aku bersamanya waktu yang cukup lama untuk seseorang yang awalnya ragu, tapi di sisi lain aku tak ingin melepaskan Dia karna Dia terlalu baik untuk ku, pernah suatu ketika aku mencoba untuk mendua tapi hati ini tak bisa, jadi sebenarnya apa yang aku inginkan dari dirinya ? Tak bisakah aku bersyukur karena telah mendapatkan dia ?

Akhirnya aku mempertahankan perasaan ini selama satu bulan berarti sudah 7 bulan aku bersamanya tapi aku tetap jenuh. Di suatu malam dia memberitaukan bahwa dia akan pergi keluar negri untuk melanjutkan sekolah di saat itu terjadi perang batin lagi di diriku aku berharap dia pergi tapi di sisi lain aku tak menangis atas kepergian dirinya. Setelah beberapa saat aku lelah dengan semua ini, akhirnya aku coba untuk berbicara kepadanya. Pelan tapi Pasti aku berbicara kepadanya.

Awalnya Dia tidak bisa menerima apa yang Aku katakan tapi aku tau dia adalah orang yang paling sabar. Keseokannya dia pergi meninggalkan aku dan semua kenangan tentang kita, aku yang telah berdiri sendiripun kian menikmati hidup.

Terima kasih "Dia" kamu telah membuat ku tertawa dan hari hari ku yang bahagia :)

Marcel-Peri Cintaku

Onion Icons
di dalam hati ini hanya satu nama
yang ada di tulus hati ku ingini
kesetiaan yang indah takkan tertandingi
hanyalah dirimu satu peri cintaku

benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu



reff :
aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama

haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu


aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama

haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi


bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan
tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh


(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi


(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

Kamis, 18 November 2010

Takbiran Idhul Adha with my beloved friends :)

MySpace Lebaran Idul Adha tibaaaaaaaaa saatnya kita takbiran dan sholat Ied lagii ..
Takbiran kali ini adalah takbiran yang sepeciaalllllllllllllllllllll banget soalnya kami (FIGITY) kumpul MySpace
kami jarang banget bisa ngumpul utuh soalnya salah satunya ada yang sekolah di luar daerah
oke deh sekarang aku cerita tentang takbirannya yaaa :)

jadi waktu hari itu aku baru pulang les abis itu karna takbiran jadi aku langsung pergi ke rumah anggra, dari rumah anggra kita (aku dan anggra) ke rumah intan abis itu muter" keliling kompleks rumah kami sambil menunggu rara dan wulan dateng, abis itu yang muncul duluan rara dia ngajakin kita beli pulsa yang engga jauh dari kompleks ya udah deh akhirnya beli. Pas rara beli pulsa langsung deh tuh anak AUTIS sendiri malah tlp"nan sama siapa tuh engga di ketahui, nih ada perbuatannya :

terus di perjalanan balik ada mobil yang isinya wulan dia langsung kita culik (alhasil dandanan dia paling formal, karna baru pulang les juga)
dan akhirnya main deh bareng-bareng kita, dan akhirnya  FIGITngumpul dehh semuanya :)
karna engga jelas juga mau ngapain jadinya kita muter-muter kompleks (sempet ngetem dulu di rumah aku) perumahan kita sambil ngobrol" nah di setengah perjalanan, kita ketemu sama anak-anak bocah yang lagi mau parade ada yang bawa obor dan ada lampion berbentuk kotak. Setelah di liat-liat akhirnya kita juga mau punya lampion sama obornya akhirnya keliling buat nyari anak-anak yang bisa di palakin eh dapet deh abis itu lampion sama obornya kita pake deh buat foto-foto.

Oh iya lupa-lupa aku sama anggra duet mukul beduk so sweet kan kita ?
(karna gga ada foto pas mukul beduk yang ini ajja yaa)

Malam semakin gelap plus dingin, akhirnya intan mutusin pulang duluan sisa kita berempat karna bingung mau ngapain akhirnya kita ngetem di depan rumahnya wulan buat ngenet tapi engga lama kemudian anggra ngajakin beli pulsa eh terus si rara ngikut katanya males diem aja, akhirnya kita bertiga yang beli pulsa lagi di perjalanan pulang ada kejadian yang buat anggra iri sama aku tapi engga usah di ceritain ya ? rahasia ahh :p
oke abis itu kita balik ke rumahnya wulan, engga lama kemudian anggra di panggil mamahnya pulang sisa tinggal kita ber3 oke karna aku engga di cariin jadi takut, engga lama kemudian aku dan rara pulang.

nah seru dong kebersamaan kami ?
patut tuh untuk di contoh, haha oke deh segitu ajja ya dulu :)
MySpace

Rabu, 17 November 2010

Get Sexy-Sugababes

MySpace When I'm walkin' down the street they say , "Hey, sexy"
(Hey, sexy)
When I'm dancin' in the club they say, "Hey, sexy"
(Hey, sexy)
When I'm drivin' in my car, or I'm standing at the bar
It don't matter where I are, they say, "Hey sexy"
(Hey, sexy)


Silly boys, they lovin' me so much
Silly boys, you can look but you can't touch
Silly boys, I ain't got no time to talk
Silly boys, just shut up and watch me walk


'Cause I'm too sexy in this club
Too sexy in this club
So sexy it hurts
If you feel sexy in this club
Then go 'head toast it up
Take it down, let's get sexy right now


Now
Yeah, sexy right now
Y-y-yeah, sexy right now
Y-y-yeah, sexy right now


When I'm shopping with my girls they say, "Hey, sexy"
(Hey, sexy)
In a two-piece at the beach they say, "Hey, sexy"
(Hey, sexy)
When they put me on they arms, so they maximize the charm
Cause I'm shinin' like a star, yeah, I'm so sexy
(Hey, sexy)


Silly boys, they lovin' me so much
Silly boys, you can look but you can't touch
Silly boys, I ain't got no time to talk
Silly boys, just shut up and watch me walk


'Cause I'm too sexy in this club
Too sexy in this club
So sexy it hurts
If you feel sexy in this club
Then go 'head toast it up
Take it down, lets get sexy right now


Now
Yeah, sexy right now
Y-y-yeah, sexy right now
Y-y-yeah, sexy right now


If I had a dime
(Dime)
For every single time
(Time)
These boys stop and stare
(Stare)
I'd be a billionaire


Yeah, if I had a dime
(Dime)
For every single time
(Time)
These boys stop and stare
(Stare)
I'd be a billionaire


'Cause I'm too sexy in this club
Too sexy in this club
So sexy it hurts
If you feel sexy in this club
Then go 'head toast it up
Take it down, let's get sexy right now


Now
Yeah, sexy right now
Y-y-yeah, sexy right now
Y-y-yeah, sexy right now

Candy-Aggro Santos Feat Kimberly Wyatt

MySpace


Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha some Candy
Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha CANDY


Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha some Candy
Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha CANDY


Hot girl your doing it well
the way your hips move got me under a spell,
Right now i dont really care whos watching,
i wanna dance all night long no stopping,
You you, you yeah You
pretend theyre not here just do what you do,
ima kick back cos i got a nice view,
wow it feels like a dejavu,

Aggro:
Girl You look familiar where do i know you from,
have you been to visit me @ aggrosantos.com

Kim:
Step in too my world i am sure you want to come,
check my facebook, i got pictures ima give you some,

Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha some Candy
Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha CANDY

Aggro Portuguese bridge:
Ela e bela, ja era, eu quero da pra ela
Ela e bela, ja era, eu quero da pra ela
Ela e bela, ja era, eu quero da pra ela
Ela e bela, ja era, eu quero da pra ela PRONTO

A sweet touch comes handy man,
dont be afraid of the candy man,
I got a sweet tooth now i want a sweet girl,
n were straight up if we do kiss we do tell
You you, you yeah You
pretend theyre not here just do what you do,
ima kick back cos i got a nice view,
wow it feels like a dejavu,

Aggro:
Girl You look familiar where do i know you from,
have you been to visit me @ aggrosantos.com

Kim:
Step in too my world i am sure you want to come,
check my facebook, i got pictures ima give you some,

Aggro:
Girl You look familiar where do i know you from,
have you been to visit me @ aggrosantos.com
The way that this is going you are gonna get me sprung,
cos your love is sweet like candy and i Want me Some


Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha some Candy
Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha CANDY


Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha some Candy
Ooo Come n getcha some come n getcha some, Candy
Ooo ooo Come n getcha some come n getcha CANDY

Kata yang Terulang

malam yang dingin
dingin yang gelap
gelap yang sunyi
sunyi yang senyap
senyap yang sepi
sepi yang hening
hening yang menemani
menemani yang sendiri
sendiri yang diam
diam yang hampa
hampa yang terpaku
terpaku yang sakit
sakit yang itu
itu yang malam

Jumat, 12 November 2010

Cerita Cinta dengan ke ikhlasan

Wanita itu bernama Rukaiyah... wajahnya tidak begitu cantik namun basuhan air wudhu yang selalu membasahi membuat dia tampak bersahaja. Ditambah kelembutan akhlaknya yang dipelajarinya dari kisah-kisah para Radiallahu'anha membuat perilakunya lembut tetapi tidak lemah. Alqur'an dan Hadits telah menjadi pedoman mutlak baginya semenjak Ia duduk di bangku SMA dan sering mengikuti kajian-kajian tentang Islam.
Meskipun dia tidak bersekolah di sekolah yang bernotabenkan Islam namun pendiriannya terhadap agama yang di anutnya begitu kuat sehingga tidak terpengaruh dengan gaya hidup teman-temannya yang sebaya dengannya. Dia tidak berpacaran bahkan membayangkan untuk berpacaran pun tidak pernah sehingga banyak teman-teman di sekitarnya yang berkata "Wajah sudah jauh dari cantik, kalau pacar aja gak punya mana mungkin akan punya suami" namun dia tidak menghiraukan hal itu karena dia tidak meragu akan janji Allah bahwa wanita baik-baik akan mendapatkan laki-laki yang baik-baik dan wanita yang buruk akan mendapatkan lelaki yang buruk pula. Untuk itulah dia selalu berusaha menjadi wanita yang baik yang senantiasa membalutkan aturan islam dalam dirinya agar suatu ketika janji Allah itu datang padanya.
Ketika duduk di bangku kuliah dia aktif di Lembaga Da'wah Kampus (LDK) turut berpartisipasi dalam menyumbangkan tenaga dan pikiran demi menguatkan peradaban Islam di tengah kezoliman ini. Kini usianya sudah mendekati kepala tiga namun jodoh tak datang jua. Dia telah berusaha dan menyerahkan semuanya pada Allah namun mungkin belum terkabulkan do'anya. Dia tetap sabar meskipun tetangga dan teman-temannya selalu menertawainya. Bahkan kata salah seorang ibu yang minim pengetahuan agamanya. "Ini adalah akibat dari tidak membuka diri pada lelaki (Maksudnya berpacaran)" bahkan ada yang berkata wajahnya jelek tapi sok mahal. ia dapat memaklumi segala apa yang dikatakan orang-orang itu sebab dia tahu sekarang sunnah telah menjadi asing di mata mereka. Namun apa hendak dikata, kesabarannya membuahkan hasil yang indah.
Dipenghujung usianya itu datang seorang lelaki tampan dan juga sholeh. Lelaki itu bernama Dikky. Pemuda tampan dengan wajah yang berseri kerna selalu terbasuhkan Wudhu dan sangat menyayangi wanita. Dia adalah teman Rukaiyah ketika di LDK dahulu. Dialah pemuda yang dijanjikan Allah pada Rukaiyah karena telah yakin akan janji-Nya. Pemuda itu menyayanginya dengan penuh ketulusan. Dia tidak pernah mau melihat airmata di pipi Rukaiyah karena dia tidak ingin melihat istrinya bersedih. Dan selalu berusaha untuk membahagiakannya. Sebagai suami dia sangat bertanggungjawab terhadap segala kebutuhan istrinya tersebut (keluarganya).
Sebagai Istri, Rukaiyah pun tahu akan kewajibannya. Dia melayani segala kebutuhan suami dengan sepenuh hati tanpa ada kata-kata resah dalam setiap lelahnya. Semua itu dilakukanolehnya semata karena cintanya pada Allah dan ketaatannya pada suami. Rumah tangga kecil yang baru dibina mereka itu merupakan jawaban Allah dari apa yang selama ini dikeluhkan mereka disetiap penghujung malam disaat orang-orang terlelap. Dan kini mereka berdua pun dipertemukan dalam ikatan cinta yang suci meskipun ketika di LDK dahulu mereka tidak saling memiliki rasa dan tak terbayangkan bahwa akan dipertemukan Allah dalam jalinan cinta suci ini. Mereka pun saling menerima kekurangan masing-masing. Ketika sang suami sedang berada dalam keterpurukan dia tetap setia menemani dan menjadi penyemangat sang suami. Dia tetap sabar menerima segala bentuk kekurangan suaminya. Dia tidak pernah berharap sesuatu yang lebih dari suami karena dia sadar akan keterbatasan suaminya. Hal inilah yang membuat keluarga mereka sangat bahagia. Namun kebahagiaan itu pun masih di uji..
Belum cukup setahun setelah pernikahan sang suami harus meninggalkannya karena akan diberangkatkan ke Palestina selama beberapa bulan oleh Organisasinya yang merupakan salah satu Gerakan Kemanusiaan bergerak di bidang kesehatan dan sosial untuk menolong saudara-saudaranya yang terzolimi haknya dan membutuhkan bantuan disana. Rukaiyah sudah merasakan kesedihan yang teramat sangat saat mendengar suaminya akan berangkat ke negara yang terjajah itu. Entah kenapa airmatanya terus mengalir semenjak saat itu namun dia sering menyembunyikannya dari sang suami.
Sampai pada suatu ketika sehari sebelum hari diamana Dikky suaminya akan berangkat. Suaminya mendapatinya sedang mengupas bawang di pagi hari saat hendak menyiapkan sarapan Nasi Goreng kesukaan sang suami yang dikala itu diketahuinya sedang shalat dhuha.
"Kenapa kamu menangis ya zaujie.." Tanya sang suami seusai shalat Dhuha dan menemui istrinya di dapur. Rukaiyah tidak dapat memungkiri bahwa sesungguhnya dia takut suaminya takkan kembali lagi ketika pergi nanti. Sang suami yang begitu menyaynginya dan tidak tega melihat air mata dipipi sang istri itu pun mengusap air matanya lalu menegarkannya.
"Jalan da'wah telah memanggilku ya Zaujie.. sungguh, sulit untuk aku meninggalkanmu namun sulit pula untuk aku tinggalkan saudara kita yang membutuhkan tenaga kita disana. Jika engkau tidak mengijinkan,aku tidak akan pergi ya Zaujie..."
Sang istri pun menundukkan wajahnya dengan air mata yang terus mengalir ia berkata: "Jika itu adalah bukti dari cintamu pada Allah lebih besar daripada cintamu padaku, Aku Ridho kepergianmu. Tapi entah mengapa aku hanya terus merasa sedih"
"Ya ukhtie.. Jika Allah mengijinkan aku akan kembali namun jika tidak, aku kan menunggumu di Jannah-Nya nanti."
Suaminya lalu memeluknya seraya berkata: "Walillahi.. Ana Uhibbuki Filla ya Zaujie.."
Besoknya ketika sang suami hendak berangkat di hantarkannya hingga ke beranda rumah. Doa serta senyuman penyemangat tak lupa ia berikan pada sang suami. Dia mencium tangan sang suami lalu suaminya pun membalas dengan sebuah kecupan tulus di keningnya..
"Aku titipkan Alqur'an sebagai teman bagimu untuk engkau bacakan di saat engkau sedang dalam kesepian. Dan Allah akan menjadi pelindung bagimu disaat engkau sedang dalam ketakutan." Ucap sang suami seraya berlalu meninggalkannya..
Ikhlaskan aku pergi...Assalamu'alaykum.... Dia pun menjawab salam sang suami lalu menatapnya hingga jauh. Sang suamipun membalikkan badan lalu menatap istrinya yang masih berada diberanda itu. Rukaiyah pun tersenyum mengangguk memastikan pada sang suami bahwa dia benar-benar ridho sehingga tak ada lagi keraguan dihati suami untuk pergi ke medan juang. Ketika pergi suaminya tak lupa meninggalkan uang yang Insya Allah lebih dari cukup hinga dia kembali nanti. Hampir setiap malam Rukaiyah senantiasa menangis mengeluh pada Allah mendoa'kan suaminya yang berada nan jauh disana. Dia mampu menjaga kehormatan dan harta suaminya.
Selang beberapa hari setelah suaminya pergi ia merasa selalu mual.Lalu ia pun memeriksa ke dokter dan ternyata dia posstive tengah Hamil. Berita gembira itu pun segera di kabarkan pada suaminya yang sangat di cintainya itu melalui telekomunikasi. Sungguh Dikky sangat bahagia mendengar berita itu.
Apalagi saat istrinya berkata "Mas, aku sedang mengandung anak Mas."
"Aku sebentar lagi akan menjadi papa Rid.." Kata Dikky pada Ridho sahabatnya yang sama-sama berada di Palestina. Ridho pun turut memberikan senyum bahagia saat melihat pancaran kebahagiaan dari wajah sahabatnya itu.
"Aku bentar lagi jadi Bapak, lalu antum kapan ya akhie??" Tanya Dikky bercanda.
"Ana pasrah pada Allah Sajalah.. Untuk apa memetik kurma yang masih melekat di tangkai, toh kalau matang juga bakalan jatuh sendiri kok." Cakap Ridho.
"Iya, Pasrah sih pasrah.. tapi harus kudu usaha juga boy.. Tawakkal pada Allah itu bukan berarti tanpa usaha lho.. Harus usaha tapi dengan batasan yang shar'i."
"Okhay ya Zamilie.. sepulang dari sini nanti bakal ana usahain ngelamar semua akhwat." Canda Ridho.
Hari itu adalah hari yang paling bahagia bagi Dikky karena menjadi ayah adalah impiannya selama ini. Namun pada hari itu juga Ia dipanggil oleh sang Khalik ketika sebuah tembakan meleset ke dadanya saat hendak menolong salah seorang warga sipil yang terjebak di sebuah bangunan. Darah pun mengalir di sekujur tubuhnya... dia masih bisa berbicara sedikit saat di bawa ke Pos Pertolongan Pertama Gawat Darurat. Air mata Ridho tak sanggup menahan saat melihat apa yang terjadi pada sahabatnya. Baru saja tadi mereka tersenyum bersama dan sekarang sahabatnya tersebut seperti ini. Ridho lalu memegang kedua tangannya lalu Dikky menyampaikan sesuatu padanya sebelum Ia menghembuskan nafas terakhirnya.
"Tolong jikalau antum pulang nanti, sampaikanlah salamku pada istriku bahwa aku mencintainya. Besarkanlah anakku dengan Islam. Biarkan Alqur'an dan Hadits mengalir menyatu dalam jiwanya agar dia takut pada Allah dan menjalankan sunnah Rosulnya. Katakan padanya kita akan bertemu disyurga nanti."
Ridho menggangguk dengan penuh air mata. Dia tak kuasa menahan keharuan itu.
"Asyhadualla Ilaaha Illallah Wa Asyhaduanna Muhammadarrosulullah..."
Berpulanglah Ia dengan tersenyum.. Segala sesuatu yang ada di bumi ini akan kembali pada Allah...
Hari itu bayangan wajah sang suami terus menghampiri Rukaiyah.. Ia tak tahu kenapa dia merasakan rindu yang teramat sangat setelah menyampaikan berita gembira pada sang suami tadi. Lalu kabar tentang kematian suaminya pun di kabarkan oleh Ridho sahabat suaminya. Ia menangis mengikhlaskan kepergian suaminya itu. Mencoba untuk tetap tegar karna semua telah digariskan-Nya. Dia akan tetap sabar menghadapi semua ini dan benar-benar meridhoi keputusan Allah yang menimpanya tersebut. Dia yakin semua akan ada hikmahnya. Ini juga sebuah bukti bahwa cintanya pada Allah lebih besar daripada cintanya terhadap apapun meskipun sesekali sering ada rasa rindu pada suaminya. Lelaki sholeh yang dicintainya semata karena Allah.
Sungguh sulit jika ada wanita yang bisa seperti Rukaiyah.. Yang mencintai suaminya semata karena Allah. Dan kini telah menjadi Syuhada yang syahid di jalan Allah.

Rabu, 03 November 2010

Kisah Pengorbanan Istri

Cinta itu butuh kesabaran
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita ???

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hari itu, aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita. Aku menjadi perempuan yg paling bahagia. Pernikahan kami sederhana tapi sangat meriah. Ia menjadi pria yang sangat romantisan pada waktu itu. Menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. Ketika kami pacaran dia sudah sukses dalam karir nya. Kami berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran. Setelah menikah aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci. Aku sangat bahagia dengannya, dia sangat memanjakan aku. Sangat terlihat rasa cinta dan sayangnya pada ku. Banyak orang yang bilang, kami pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Aku bahagia menikah dengannya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5 Tahun sudah kami menikah, sangat tak terasa waktu berjalan, walaupun kami hanya berdua saja. Karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil di tengah keharmonisan rumah tangga kami. Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk dapat meneruskan generasinya. Alhamdulillah suamiku mendukung ku. Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipanNYA. Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah ibu & adiknya tidak menyukaiku, aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, tapi aku menutupi dari suami ku, didepan suami ku, mereka sangat baik pada ku, tapi dibelakang suami ku, aku di hina-hina oleh mereka. Pernah suatu ketika, 1 tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda. Ia dirawat dirumah sakit, pada saat dia belum sadarkan diri, aku selalu menemaninya siang & malam, kubacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an, aku sibuk bolak–balik rumah sakit dan tempat aku melakukan aktivitas sosialku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan. Ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat didalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan satu lagi aku melilhat seorang wanita yg sangat akrab dengan ibunya. Mereka tertawa menghibur suamiku. Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di depannya. Kubuka pintu yang tertutup rapat itu, sambil mengatakan “Assalammu’alaikum” mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku, suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari matanya selalu tertutup. Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya yg erat. Setelah aku menghampirinya, ku cium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih tapi penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya. Ibunya lalu berbicara padaku.
 “Fis, kenalakan ini Desi teman Fikri”
 Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi, dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Dan akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku biacara di dalam ruangan, aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku sibuk membersihkan & mengobati luka–luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba–tiba adik ipar ku yg bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Aku pun menemaninya. Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata ” lebih baik kau pulang saja ” Ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja.” Aku pun tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat, karena sikologisnya masih labil, Aku berdebat dengannya mengapa aku tidak boleh pamitan pada suamiku, tapi tiba–tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia mengatakan hal yg sama, ia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak pamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah suamiku tetap saja membenarkannya, akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata. Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirian ku. Menangis mengapa mereka sangat membenci ku.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hari itu, aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami, sambil melihat ikan–ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu. Aku bertanya ” Ada apa kamu memanggil ku ?” Ia berkata ” Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang ” Aku menjawab ” Ia sayang aku tahu, aku sudah mengemasi barang–barang kamu di travel bag dan kamu sudah pegang tiket bukan ?”. “Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku ” Jawab nya tegas. “Mengapa baru bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana ?” tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahu rencana kepulanggannya itu, padahal aku bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya. ” Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti ” jawabnya tegas. ” Sekarang aku ingin seharian dengan kamu, karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan ?” lanjutnya lagi sambil memeluk ku dan mencium kening ku. Hatiku sedih, dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan padanya. Bahagianya aku, dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cinta. Walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu pada ku karena suamiku sangat sayang pada ku, aku memutuskan agar ia saja yang pergi, dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. Karena ini acara sakral bagi keluarganya. Jadi seluruh keluarga nya harus komplit, aku pun tak diperdulikan oleh keluarganya harus datang atau tidak, tidak hadir justru membuat mereka sangat senang, aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini. Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluannya yang akan dibawa ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku lalu aku peluk erat dirinya, hati ini bergumam seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya. Aku tidak pernah di tinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi. Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian tidak punya teman, hanya pembantu saja teman ngobrolku. Hati ini sedih akan di tinggal pergi oleh nya. Sampai keesokan hari nya, aku menangis, menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya kepada suamiku. Dia pasti akan selalu menelpon ku.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berjauhan dengan suamiku, sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadi aku tak terlalu kesepian di tinggal pergi ke Sabang. Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami buruk,saat ia di sana aku pun jatuh sakit, rahimku sakit sekali seperti dililit oleh tali, tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini ,sampai–sampai aku mengalami pendarahan, aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3. Aku menangis, apa yang bisa aku banggakan lagi, mertuaku akan semakin menghinaku, suami ku yang malang, yang berharap akan punya keturunan dari rahimku. Aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan aku hanya memeluk adikku. Aku kangen pada suamiku, aku menunggu ia pulang, kapan ia pulang, aku tak tahu. Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku, bagaimana aku akan cerita kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku. Lebih baik aku tutupi dulu, dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita pada nya. Setiap hari aku menanti suami ku pulang, hari demi hari aku hitung. Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi, menandakan ada sms yang masuk. Ku buka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms, ia menulis “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku kabarin lagi”. Hanya itu saja yang diinfokannya, aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan aku akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini. Bel pun berbunyi, kubuka kan pintu untuknya ia pun mengucap salam, sebelum masuk aku pegang tangannya ke depan teras, ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan ku cuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami, setelah itu aku pun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksi nya. Masya Allah ia tidak mencium keningku, ia langsung naik keatas, ia langsung mandi dan tidur,tanpa bertanya kabarku. Aku hanya berpikiran, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasanya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihatnya tidur sangat pulas, aku tak tega membangun kannya, aku mengelus mukanya, aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.

-------------------------------------------------------------------------
Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku liat dia dari balkon kamar kami dia bersiap-siap untuk pergi, aku memanggilnya tapi ia tak mendengar, lalu aku langsung ambil jilbabku, aku lari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku, aku mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi, ada apa dengan suamiku, mengapa ia sangat aneh terhadapku ? Aku tidak bisa diam begitu saja firasatku ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku, kebetulan Dian yang angkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab “Loe pikir aja sendiri !!!” telpon pun langsung terputus. Ada apa ini ? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia pulang dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan ku. Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami, kami berbicara seperlunya saja, aku selalu di introgasinya, aku dari mana dan mengapa pulang terlambat, ia bertanya dengan nada yg keras, suamiku telah berubah. Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah di tuduh nya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat, sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu yang aku pegang, aku hanya berdo’a agar suamiku sadar akan prilakunya.

----------------------------------------------------------------------------------------

2 Tahun berlalu, suamiku tak berubah juga, aku menangis tiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja kenal, kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna, walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiapi segala yang ia perlukan. Penyakitku pun masih aku simpan dengan baik dan ia tak pernah bertanya obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir. Bersyukurlah, aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji jadi aku tak perlu repot-repot meminta uang pada nya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. Sungguh suami yang dulu aku puja, aku banggakan sekarang telah menjadi orang asing, setiap aku tanya ia selalu meyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu, setelah makan malam selesai, suamiku memanggilku.
 “ya ada apa Yah !” sahutku dengan memanggil nama kesayangannyaAyah
 “Lusa kita siap-siap ke Sabang ya !” Jawabnya tegas
 “Ada apa ?” Mengapa ?” sahutku penuh dengan keheranan
 Astaghfirullah, suami ku yang dulu lembut menjadi kasar, dia mebentakku, tak ada lagi diskusi anatara kami. Dia mengatakan ” Kau ikut saja jgn banyak tanya !!! ” Aku pun lalu mengemasi barang–barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis,sedih karena suamiku yang tak ku kenal lagi. 2 Tahun pacaran, 5 tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buat ku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami sekarang menjadi dingin, sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak tapi aku tak bisa, suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang, dia bilang perbuatan itu menunjukkan ketidak hormatan kedapanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini sendiri.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur, karena terus berpikir. Keluarga besarnya telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya, aku tidak tahu ada acara apa ini. Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun keluar bergabung dengan keluarga besarnya. Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua itu telah ada sebelum suamiku lahir. Tiba–tiba Tante Lia, tante yang sangat baik pada ku memanggil ku untuk segera berkumpul diruang tangah, aku pun ke ruang keluarga yang berada di tengah rumah besar itu, rumah zaman peninggalan belanda dimana langit-langitnya lebih dari 4 meter. aku duduk disamping suamiku, suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya, tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya membuka pembicaraan. “Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha ! ” Nenek nya bicara sangat tegas, Dengan sorot mata yang tajam. ” Ada apa ya Nek ?” sahutku dengan penuh tanya. Nenek pun menjawab ” Kau telah gabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna, sebab selama ini kau selalu keguguran !!’ Aku menangis, untuk inikah aku diundang kemari, untuk di hina atau di pisahkan dengan suamiku. “Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu, sebelum kau menikah dengannya, tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur, dan akhirnya menikahlah ia dengan kamu.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua. Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. “Dan aku dengar dari ibu mertua mu kamu pun sudah berkenalan dengannya” Neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu. Sedangkan suamikku hanya diam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian. Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari pembicaraannya ialah dengan wajah yang sangat menantang ia berkata ” kamu maunya gimana ? kamu mau di madu atau diceraikan ?”, Masya Allah, kuat kan hati ini, aku ingin jatuh pingsan, hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hati ku, mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku. Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu tersebut, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini. “Fish, jawab !! ” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab. Aku langsung memegang tangan suamiku, dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas. ” Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.” Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cinta ku di bagi, pada saat itu juga suami ku memandangku dengan tetesan air mata, tapi mata ku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka. Aku lalu bertanya kepada suami ku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabat ku dirumah kita nanti Yah ? ”,Suamiku menjawab ” Dia Desi ! ”. Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara ” Kapan pernikahannya berlangsung ? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek ?” Ayah mertuaku menjawab “Pernikahannya 2 minggu lagi.”. ” Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok” setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi, air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar, aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi, sakit, diiringi akutnya penyakitku. Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini ? Aku berjalan menuju ke meja rias, ku buka jilbabku, aku bercermin sudah tidak cantikkah aku ini, ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok, ku lihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis, kepalaku sudah botak dibagian tengahnya. Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suami ku datang, ia berdiri dibelakangku, tak kuhapus air mata ini aku langsung memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan “terimah kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku, jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti ! iya kan ?” Suami ku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya knp rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo, dalam hati ku mengapa ia sangat cuek ? ia sudah tak memanjakan ku lagi. Lalu dia bilang bilang “sudah malam, kita istirahat yuk ”
“Aku sholat isya dulu baru aku tidur” jawab ku tenang.
Dalam sholat, dalam tidur aku menangis, ku hitung waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalo Desi orang Sabang juga. Sudahlah ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku, dimana rasa sayang dan cintanya itu ?

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku. Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang tidur pulas, apa salahku sampai ia berlaku kejam kepada ku. Aku save di my document yang bertitle “Aku mencintaimu Suamiku ” Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar, aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, mungkin aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama, lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.
 “Apakah kamu sudah siap ?”
 Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata
 “Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk ke dalam rumah ini, cucilah kaki nya sebagaimana kamu mencuci kaki ku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunya sebagaimana yang kamu lakukan pada ku dulu lalu setelah itu.” tak sanggup aku ingin meneruskan pembicaraan ini, aku ingin menagis meledak
Tiba-tiba suamiku menjawab “lalu apa Bunda ?”
Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk,aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar. “bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan ?” pinta ku untuk meyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.
Dia mengangguk dan berkata ” Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda ?” sambil ia menghelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sidikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedada nya saja.
 Dia tersenyum, sambil berkata ” Kita liat saja nanti ya !” dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama” lalu ia mencium keningku, aku langsung memeluk nya erat dan berkata ” Ayah, apakah ini akan segera berakhir ? Ayah kemana saja ? Mengapa ayah berubah ? Aku kangen sama ayah ? Aku kangen belaian kasih sayang ayah ? Aku kangen dengan manjanya ayah ? Aku kesepian ayah ? Dan satu hal lagi yang harus ayah tau bahwa aku tidak pernah berzinah ! Dulu waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari.” Bukan berarti aku pernah berzinah ayah. Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata ” Aku minta maaf ayah telah membuatmu susah”
Saat itu juga, diangkatnya badanku, ia hanya menangis.
Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan ku, dan ia bertanya ” bunda baik-baik saja kan ?” tanyanya dengan penuh khawatir.
aku pun menjawab, "Bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik Yah” aku tak bisa bicara sekarang. Karena dia akan menikah. Aku tak mau buat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah tiba dimasjid, ijab qabul pun dimulai. Aku duduk di sebrang suamiku.

Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan “Ayah Jangan” tapi aku ingat akan kondisi ku. Jantung ini berdebar kencang, ketika mendengar ijab qabul tersebut. Begitu ijab qabul selesai, aku menarik napas panjang, Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini, ya, aku kuat. Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku sangat aneh, wajahku yang selalu tersenyum tapi hatiku menangis. Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, tak mencuci kaki nya. Aku sangat heran dengan prilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini? Sementara itu Desi sambut hangat di dalam keluarga suamiku,tak seperti aku yang di musuhinya. Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa !! Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tau apa yang mereka lakukan didalam. 1/3 malam, pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah, ku dekati lalu ku lihat. Masya Allah, suamiku tak tidur dengannya,ia tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus mukanya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget. “kamu datang ke sini, aku pun tau ” ia langsung berkata seperti itu, aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail, ia mengatakan “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego ya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang denagn mama, papa & juga adik-adikku” Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah, apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, aku telah meresakan kehadirannya saat ini. Tapi masih bisakah engaku ijinkan aku untuk mersakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.
Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus ?”
Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.
Aku pun berkata “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi ?”
Aku kangen sama kamu Bunda ” Aku tak mau menyakitimu lagi, kamu sudah terluka oleh sikapku yang egois” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.
Lalu suamiku berkata, ” Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalo bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti harta ayah, dan satu lagi ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalo bunda mau berbuat seperti itu, dan seperti itu di beri tanda kutip ( “seperti itu” ), ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung, dan ayah berpikir kalo bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda ”. Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya, yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini. Aku hanya menjawab “Aku sudah ceritakan itu kan Yah, aku tidak pernah berzinah, dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa kamu, banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu. Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian di kamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluaraganya juga. Karna aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya................
Ketika aku ingin bangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali, aku pendarahan, suamiku kaget. Suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku. Aku pun dilarikan ke rumah sakit. Jauh sekali aku mendengar suara dzikir suamiku. Aku merasakan tanganku basah. Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran. Ia menggenggam tanganku dengan erat. Dan mengatakan ” Bunda, Ayah minta maaf !!” Berapa kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hati ku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku. Aku berkata dengan suara yang lirih ” Yah….Bunda ingin pulang, bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya Yah”. “Ayah jangan berubah lagi ya !! Janji ya Yah ! Bunda sayang banget sama Ayah ” Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi, aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku, kulihat wajahnya yang tampan, linangan air matanya. Sebelum mata ini tertutup ku lafadzkan kalimat syahadat dan ditutup denagn kalimat tahlil.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku, Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka, Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah. Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafas ku.
Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma, dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma. Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma ? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi dengan ku, menantumu kau bersikap sebaliknya.”

-----------------------------------------------------------------------------------------

Setelah ku buka laptop, ku baca curhatan istriku

Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku ? Aku dihina oleh mereka ayah. Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ? Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegornya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidak sukaannya. Sangat terlihat Ayah. Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah. Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah. Aku diusir dari rumah sakit. Aku tak boleh merawat suamiku. Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku,tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku. Aku sangat marah. Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya. Aku tak mau sakit hati lagi. Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku. Engkau Maha Adil. Berilah keadilan ini padaku Ya Allah. Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku. Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu. Aku kuat ayah dalam kesakitan ini. Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku. Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah. Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui. Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. Aku harus sadar diri. Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu. Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku ? Ayah aku masih tak rela,Tapi aku harus ikhlas menerimanya. Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku. Ayah…aku kangen ayah


Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu Bun. Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau Kayu ini. Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri. Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur. Bunda akan selalu hidup dihati ayah. Bunda, Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah. Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya. Ayah menyesal telah menelantarkan mu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, dalam kesendirianmu. Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus. Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda. Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui. Aku menyesal telah asik dalam keegoanku. Bunda maafkan aku. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat ditidurmu yang panjang. Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu mengiyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja. Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana ? Apakah Bunda tetap menanti ayah disana ? Tetap setia di alam sana ? Tunggulah Ayah disana Bunda. Bisakan ? Seperti Bunda menunggu ayah di sini? Aku mohon..
Ayah Sayang Bunda..

-------------------------------------------------------------------------------------------------------