Kamis, 15 Januari 2015

Cemburu

Bolehkah kini aku yang bersedih dengan perjumpaan yang tak kian datang ?
Bolehkah kini aku memarahi langit yang setiap hari kau sapa ?
Atau pijakan tanah yang selalu kau lewati tidak bersamaku
Aku iri dengan angin yang selalu menemani disetiap langkahmu
Bulan dan bintang yang tiap hari kau lihat dijendela kamar mu
Seolah aku ingin menjadi mereka hanya sesaat hanya untuk melihat mu
Pertemuan semakin tak terlihat
Penantian itu kini tak berujung
Ya aku cemburu dengan dunia yang setiap hari kau temui
Aku ingin dikala senyum pagi mu dipagi hari akulah yang pertama melihatnya bukan mentari
Atau lelahmu yang kau aduhkan ke tempat kau besandar akulah orang pertama yang ingin merasakannya
Harusnya aku selalu ada ditiap sudut cerita hidupmu
Bukankah kita ditakdirkan untuk saling menyayangi ?
Mengapa menyayangi tidak berbarengan dengan pertemuan ?
Mengapa pertemuan selalu disandingkan dengan perpisahan ?
Cemburu ku pada setiap apa yang selalu kau lewati tanpa adanya aku
Iriku disetiap dunia yang kau lakukan tanpa hadirnya aku
Hay awan yang bergulung !
Bisakah kau membawa berita bahwa aku disini rindu dengannya ?
Sadarkah ia jika aku cemburu disetiap langkah hidupnya yang tidak bersama ku ?
Wahai mentari sampaikan salam ku pada setiap senyum yang dia berikan kepadamu
Langit yang selalu membiru, jangan biarkan hatinya membiru sedetikpun
Terakhir wahai bintang dan bulan yang setiap hari dipandang lewat jedela kamarnya sampaikan padanya disini aku menunggunya pulang


Kamis, 08 Januari 2015

Long Distance Relationship (LDR)

Selamat malam kamu yang nan jauh disana. Ini postingan yang tadinya gak mau dipublish BTW, ya saya hanya berharap ini bisa jadi pelajaran hidup kedepannya.
Kita pacaran sudah 4 tahun lebih, 1 tahun lebihnya kita jalanin dengan cara LDR, bukan bukan LDR yang beda pulau, apalagi beda benua bukan juga LDR yang beda waktu, ini hanya LDR yang sederhana yang hanya tidak ingin sama - sama berjuang untuk bertemu, kita cuman Jakarta - Bogor doang kok, tapi kita punya urusan yang sangat amat penting dan jadwal yang sangat amat banyak. Di mulai dari aku yang baru duduk di bagku kuliah dan ditempatkan di salah satu universitas di Jakarta, kesibukkan mahasiswa di semester pertama di tatar dan sebagainya yang menyebabkan kita susah bertemu ditambah kamu yang sedang menjalani semeseter terakhir mu di Depok, setahun berjalan biasa saja kami masih mengalah dan masih bertahan dengan rindu, paling lama kita tidak bertemu sekitar 1 bulan, pas ada kesempatan pulangpun di habiskan waktu dirumah ku, tidak ada quality time yang seperti orang lain lakukan, pergi ke bioskop misalnya kita hanya lakukan hal itu  jika ada film terbitan MARVEL ya film superhero kesukaan mu kan ?, pergi ke mall atau tempat jauh yang ada di Jakarta tidak memungkinkan karena kamu ke Jakarta - Bogor naik Bus, lucu kalo inget perjuangan kita masing - masing tapi lambat laun kita berjalan sendiri - sendiri aku yang semakin sibuk dengan dunia ku, dan kamu yang semakin sibuk dengan dunia mu. Memang saat itu kita masih bisa bertahan dengan ke"masing - masing"an ini namun makin lama terasa ada yang aneh dari kita, ada yang berbeda dari kita, kamu makin tidak "hadir" disini sedangkan aku yang tidak mau ambil pusing soal itu, ditambah kita yang semakin lama semakin jarang komunikasi karena sibuk dengan "dunia"nya masing - masing. Mungkin karena itulah kita tidak bisa bertahan lama dengan waktu, kita sudah tidak bisa bertahan dengan jarak dan akhirnya kita memutuskan untuk berpisah, sedih memang jika mengingatnya apa lagi ketika masa kritis kamu dilalui bersama ku sedangkan masa kejayaaan mu (wisuda) aku hadir sebagai teman baik mu, atau ketika masa kritis dalam hidupku aku lalui tanpa mu. LDR itu susah susah gampang, awalnya kita bisa menjalaninya tapi lama kelamaan rasa dari keinginan untuk bertemu itu hilang, "dunia" baru aku disini bahkan lebih menarik ketimbang kamu, sebaliknya "dunia" kamu disana jauh lebih penting ketimbang aku. Pada akhirnya aku tidak pernah menyesal sama yang namanya LDR apa lagi sama kamu tapi, bukan pacaran namanya kalau bisa jalan "sendiri - sendiri". Ini bukan kisah cerita LDR yang happy ending tapi setidaknya bisa dijadikan pelajaran hidup kalau LDR itu yang penting komunikasi, yang penting "hadir" apa lagi di saat kita dalam keadaan kritis, LDR itu mendewasakan, menyabarkan, dan menyenangkan jika di jalani dengan ikhlas dan yang paling penting dari LDR itu percaya bahwa apa yang dilakukan sama kamu disini sama halnya dengan apa yang dia lakukan disana, saat kamu sedang menikmati kebahagiaan kamu dengan "dunia" mu disanapun dia begitu, sebaliknya jika disana dia sedang sibuk dengan "dunia"nya kamupun pasti akan sibuk dengan "dunia" mu, positifnya jika disini kamu merindukan dia, dia nan jauh disanapun sedang merindukan kamu walaupun gengsi gak pernah bilang. So jangan pernah takut sama yang namanya LDR kalo kalian sama sama yakin gak bakalan kok punya ending yang sama seperti saya, dan kalau ditanya lagi apakah saya sudah siap menjalani LDR lagi, saya lebih baik memantaskan diri saya untuk kedepannya menjadi lebih baik ketimbang masih harus membuka lembaran baru lagi.

Minggu, 04 Januari 2015

Sepotong cerita

Datang dan pergi
Dua kata yang saling bertolak belakang
Aku ingin bercerita
Cerita ini tentang seseorang yang datang dan sekaligus pergi
Dia yang datang dari antah berantah menyambangi hidupku, mengetuk pintu hati ku dengan usaha yang banyak, lalu membuat sekeliling berubah berwarna warni
Dan dia jugalah yang pergi meninggalkan sejuta ingatan indah, yang berbekas pilu dan luka
Aku tak pernah menyalahkan waktu, dia atau perjumpaan
Yang aku sesalkan mengapa dia diperbolehkan masuk waktu itu ?
Terlambat untuk balik lagi pulang, karena jalanan sudah berubah menjadi hijau lumut dan udara yang terasa dingin hingga menusuk tulang
Jikalau ingin datang dan pergi aku persilahkan namun ingat jangan pernah meninggalkan luka yang berbekas atau bahkan ingatan pedih pada diriku
Aku ini hanya manusia biasa, kadang tangis menghampiri ku kadang tawa mewarnai hari ku
Kedatangan mu waktu itu menuntutku untuk belajar bahwa tidak usah berharap banyak oleh seseorang yang datang dari antah berantah karena pada akhirnya orang itu akan pergi seenaknya meninggalkan sejuta kenangan yang terluka